Rabu, 05 September 2018

Mimpi yang sederhana saja



Mimpi ya. Apa sih sebenarnya mimpi itu? Semua orang berkata mulai lah dari mimpi. Ya terus saja bermimpi dan hidup berharap pada mimpi itu. Nyatanya mimpi bisa menjadi buruk atau bahkan lebih baik dari yang kita duga. 

Semuanya berawal dari mimpi. Memang, itu benar adanya. Mimpi bagai angan, harapan, keinginan atau target yang ingin kita capai dan wujudkan. Tapi mimpi kadang kali malah menjauh dari apa yang kita ekpektasikan. Hidup enak beregelimang harta tanpa perlu khawatir besok makan dengan apa siapa yang tak ingin. Semua tentu memimpikan yang terbaik untuk hidupnya sendiri. 

Semuanya tidak gampang. Yang kita impikan mungkin terlihat baik dan sejahtera bagi kehidupan kita kelak. Tapi kenyataan lebih pahit dari itu. Kita terus berusaha. Membangun diri. Memperkuat diri agar bisa lari sekencang mungkin menuju garis akhir yang di nanti. Mimpi indah yang menunggu namun sebuah batu menghalangi kita hingga terjatuhlah kita dan terluka. Lalu, sederhana nya kita hanya perlu bangkit dan berlari lagi meghirauan rasa sakit. Bagi sebagian orang itu mungkin mudah di lakukan tapi bagaimana dengan sebagian lainnya? Yang tak mampu lagi berdiri, tak mampu lagi berlari kencang. Yang sudah pupus semangat nya. Yang layu keteguhan nya. Itu justru hal tersulit baginya. 100 meter 200 meter tidak untuk sampai ke garis finish dan bertemu dengan mimpi ia harus menempuh jarak lebih jauh lagi berkilometer bahkan ada yang tak terhitung panjang nya. 

Bagaimana dengan mereka yang kehilangan kepercayaan dirinya lagi? Yang harus merelakan mimpi yang di rasa sejahtera untuk nya? Menerima kenytaan dan beralih pada mimpi yang lain. Mimpi tidak hanya satu atau dua. Bercermin dan lihat pada dirimu. Yang kau ingin kan sebenarnya apa? Mimpi indah apa yang kau dambakan? Bergelimang harta kah? Permadani dan sebuah istana megah serta gaun nan cantik? Yakin kau akan bahagia dengan harta harta itu? 

Cari yang paling sederhana. ‘aku ingin bahagia bagaimana pun keadaan ku’. Lalu, cukup nikmati dan syukuri yang Tuhan berikan padamu. Mimpi yang kau bilang itu indah belum tentu membuat dirimu indah hidup di dunia, belum tentu juga itu menjadi yang terbaik. Lakukan yang kau inginkan dan biarkan Tuhan berkehendak sesuai dengan kuasa-Nya. Cari yang membuat mu bahagia, yang membuat mu mencintai setiap napas, setiap keadaan dan dengan bebas menjadi pribadi yang nyata apa adanya dari dirimu. Jauhi dan tolak lah dengan lantang yang kau rasa dan pikir itu bukan taste mu, bukan yang ku mau, sesuatu yang menekanmu, yang memaksamu untuk berpura pura lagi dan pada akhirnya membenci diri sendiri dan hidup dalam tekanan serta terasa berat untuk sekedar tersenyum dan tertawa apa adanya. Setidanya untuk kali ini cobalah untuk berani menentang paksaan dan ekpektasi orang lain terhadap dirimu. Karena kita punya mimpi yang tak kaya tapi sederhana. 

Cukup ‘aku ingin bahagia bagaimana pun keadaanku’. 

Shally, 5 sept 2018

Rabu, 04 Juli 2018

Pindah


Panas! Ya, kini aku tidak lagi pada kotak putih penuh pephotoan bergantungan. Sudah pindah dan menetap kembali pada kotak yang sekarang ku sebut purple. Sudah jarang lagi hujan turun, dan rasanya sepi. Sekarang malah tuan matahari yang terus menerus memancarkan sinar panas nya itu. tidak ada alasan untuk aku berselimut dan bermimpi di siang hari. itu jelas tidak nyaman. saat bangun tubuh ku akan terguyur keringat, gerah. 

Tiap berkendara, debu berterbangan. Asap knalpot dan pabrik benar benar sudah menjadi bumbu bagi para pekerja di kota ini. sehat sehat lah selalu hai para manusia yang berkeliaran mencari rejeki siang dan malam. Semoga berkah. 

Dari sisi cuaca, jelas bukan kota yang nyaman untuk di tinggali. Panas yang suhunya hampir 30 derajat. Debu dan polusi dimana mana. Kemacetan yang meraja lela dan sebagainya. Jangan mengharapkan hujan turun di kota ini apa lagi di bulan juli ini. jangan asing jika kau temui setiap rumah memiliki ac, walau rumah kecil dan di dalam gang2, toh ac dan kipas angin itu yang utama harus ada. Bukan karena kaya ataupun apalah itu, hanya jika kau tidak mau kepanasan ya itu perlu. 

Ini masih musim kemarau dan panas serta bebawaan lainnya masih tinggal menetap (ya walau pada dasarnya bukan musim panas juga disini memang selalu panas) dan yang paling ku benci adalah nyamuk. Nyamuk dengan segala kebisingan dan keserakahannya. Dengan nikmat nya mengisap dan meninggalkan jejak pada kulit yang sudah ku rawat baik saat tinggal di kotak putih. Nyamuk yang senantiasa berharap jadi lullaby romantis berbisik di telinga nyata nya itu hanya gangguan bagai suara bising proyek pembangunan. Mengesalkan. 

Aku rindu hujan dan kotak putih. Tapi jika aku terus menetap maka aku akan berhenti dan jika aku berpindah maka aku akan terus maju. 

Selamat tinggal kotak putih dan selamat datang kotak purple. 

Mari buat kenangan lagi di tempat yang berbeda!


Shally, 5 July 2018

Faktanya




Ketika aku berpikir aku akan sendiri, lalu aku mengingatmu. Kau yang selalu berada di sisiku. Menemaniku. Dan tak pernah membuatku merasa menderita berdiam sendiri. kau selalu berjanji tak pernah membuat ku sendiri. kau setia menemaniku. 

Ketika aku menangis dalam dekapan sendiri, lalu aku mengingatmu. Kau yang selalu mengusap lembut kepalaku. Menenangkanku. Mengahapus setiap butir air mata yang jatuh dari mataku. Kau selalu tersenyum. Mencoba mengembalikan senyuman ku yang sempat hilang tertelan kesdihan dan tangisan. Kau selalu setia membiarkan aku terlelap dalam tangisku dan membasahi baju mu. Kau selalu sedia dengan pelukan hangat saat aku benar benar membutuhkannya. 

Ketika aku mendengar alunan music sendu, lalu aku mengingatmu. Kau yang selalu bernyanyi di depanku. Atau bahkan lewat telpon sekedar menjadi lullaby ku. Saat aku tertidur dank au terus menyanyi. Kau membuat dirimu ada dlam mimpiku. Nyanyian mu membawa ku pada malam yang tenang, indah dan penuh kasih.aku suka suara mu walau tidak begitu bagus. Aku suka alunan music yang kau mainkan walau tidak terlalu sempurna. Tapi bukan kah yang indah itu tak semuanya sempurna. Yang sederhana malah lebih berkesan dan teringat bukan. 

Ketika aku berjalan melangkahkan kaki sendiri, lalu aku mengingatmu. Kau selalu menuntunku. Memegang tangan ku erat. Perlahan tapi pasti kau menarik ku ke tempat yang indah dimana pun itu sekalipun hanya sebuah taman sederhana di sekitaran komplek rumah mu. Setiap langkah ku selalu beriringan dengan langkah mu yang lebar itu. aku tau kau tinggi jadi langkah mu sedkit sulit saat menyamakan dengan langkah ku yang mungil karena aku tidak memiliki kaki setinggi mu. Aku selalu melihat bayangan mu disampingku. Selalu melihat sepatu mu disamping ku. Selalu mlihat dirimu menatapku saat aku tertunduk. Berusaha menginjak bayanganmu. Ya.. bayangan yang kulihat di samping kaki ku. Dan disitu aku tau kau ada bersama ku. Kau berada disamping ku bersamaku melangkah. Menemani sepasang spatu di kakiku. 

Ketika aku terduduk di sebuah kafe, lalu aku mengingatmu. Kau selalu duduk di hadapanku. Menatapku terus sampai muka ku benar benar kelewat merah. kau selalu menyempatkan diriku menggodaku. Dan aku akan berakhir dengan rasa malu. Kau selalu mendengarkan dengan seksama setiap kata yang ku ucapkan walau itu tidak penting. Tapi kau pernah bilang segalanya tentang ku penting. Aku mengingatnya. Masih sangat jelas. oh ya.. kau juga tak pernah melepas genggaman tanganmu pda ku. Kau selalu membuat tanganku hangat sekalipun hari itu adalah hari terdingin. kau juga selalu tahu minuman atau makanan yang selalu aku pesan. Kau tau seleraku. Sangat tahu bahkan. 

Ketika aku terduduk di kursi paling ujung bus, lalu aku mengingatmu. Aku selalu menyender ke bahumu. Membiarkan aku tertidur. Tak mempedulikan beratnya kepalaku. Kau selalu menyelimuti tbuhku dengan jaketmu. Berusaha membuatku nyaman. selain itu kau juga pernah berbagi lagu bersama. Mendengar lagu favorit bersama. Bernyanyi. Bergumam. Bersenandung bersama. 

Dan semua tentang mu yang selalu aku teringat semuanya.

Faktanya aku tidak pernah bertemu denganmu. 



Shally, 2017

Yang Ditemui Saat Sendiri

Selamat malam untuk para insan yang masih menyimpan luka dan sesekali meratapi penyeselan hidup. Mari memeluk lagi sedihnya, mengolesiya den...