Apa yang kau takutkan?
Tidak perlu takut pada ombak
Hantam saja dan rasakan
Tidak sakit dan tidak berjarak
Apa yang kau takutkan?
Tidak perlu takut pada hujan
menggenang lah bersama
bernyanyi dan dengarkan suara berirama
apa yang kau takutkan?
tidak perlu takut pada suatu ruang
perpindahan dan penetapan
yang sempit tidak selamanya terbuang
apa yang kau takutkan?
tidak perlu takut pada cermin
bertataplah sempatkan
refleksi diri dibalik cermin
lalu, apa yang sebenarnya kau takutkan?
kehilangan arah dan mulai tersesat
bukankah itu hal yang paling mengerikan
saat kau kehilangan cahaya di balik terangnya matahari melesat
lalu, apa yang akan kau lakukan?
mengingat selalu ia terngiang
dari lisan di bibir, hati bahkan
maka cahay itu tak akan pernah hilang
Sekedar wadah untuk berbagi kata yang terangkai. jangan sungkan untuk bertukar kata. It is just a place to share arrangement words. Be easy with me to change the words. #SmileFace
Minggu, 10 Desember 2017
Sabtu, 09 September 2017
Sendiri
Suatu hari burung katakan
Bercicit pada matahari
Lihatlah tuan matahari
Seorang gadis berselimut saat dirimu tampak
Lalu tuan matahari hanya tersenyum pada si burung
Pertama menatapnya hangat
Lalu berpindah pada sang gadis berselimut itu
Lalu ia katakan pada si burung
Ia sedang menutupi
menutupi matanya yang memerah
menutupi tangannya yang kering
menutupi rambutnya yang gersang
menutupi bibirnya yang pucat
menutupi telinganya yang dingin
menutupi hidungnya yang berair
dan ia sedang menutupi hatinya
mengapa begitu
tanya si burung pada tuan matahari
lalu jawabnya si tuan
ia lama sendiri sampai
matanya selalu basah tangisan
tangannya tak ada digenggam mesra
rambutnya tak ada di usap sayang
bibirnya tak ada di cium lembut
telinganya tak ada di hangat pujian
hidungnya tak ada di cubit manja
hatinya tak ada dibuka
Bercicit pada matahari
Lihatlah tuan matahari
Seorang gadis berselimut saat dirimu tampak
Lalu tuan matahari hanya tersenyum pada si burung
Pertama menatapnya hangat
Lalu berpindah pada sang gadis berselimut itu
Lalu ia katakan pada si burung
Ia sedang menutupi
menutupi matanya yang memerah
menutupi tangannya yang kering
menutupi rambutnya yang gersang
menutupi bibirnya yang pucat
menutupi telinganya yang dingin
menutupi hidungnya yang berair
dan ia sedang menutupi hatinya
mengapa begitu
tanya si burung pada tuan matahari
lalu jawabnya si tuan
ia lama sendiri sampai
matanya selalu basah tangisan
tangannya tak ada digenggam mesra
rambutnya tak ada di usap sayang
bibirnya tak ada di cium lembut
telinganya tak ada di hangat pujian
hidungnya tak ada di cubit manja
hatinya tak ada dibuka
SENDIRI
Dalam gelap tanpa berlistrik
Cahaya dari bulan menembus tirai lewati jendela
Dia terdiam bergidik
Menapaki fakta dirinya terlena
Senyap masih dalam gelap
Terdengar suara rintihan gadis dengan hatinya yang meronta
Meratapi nasib nya yang merana
Mencari air untuk diserap
Dia haus tanpa air dilengannya
Menengadahkan wajahnya
Meminta gelas kosongnya
Dalam balutan kain lusuhnya
Lalu ia meronta kembali
Bertanya pada yang ada
Berkaca pada yang lalu
Berkeluh pada yang sudah
Berkutuk pada yang tak pasti
Sampai ia temukan dirinya kembali
Pada masa saat ia berkeluh
Menutup wajahnya
Dan merintih seorang diri
Di sudut ruangan itu
Ia telah sendiri
Cahaya dari bulan menembus tirai lewati jendela
Dia terdiam bergidik
Menapaki fakta dirinya terlena
Senyap masih dalam gelap
Terdengar suara rintihan gadis dengan hatinya yang meronta
Meratapi nasib nya yang merana
Mencari air untuk diserap
Dia haus tanpa air dilengannya
Menengadahkan wajahnya
Meminta gelas kosongnya
Dalam balutan kain lusuhnya
Lalu ia meronta kembali
Bertanya pada yang ada
Berkaca pada yang lalu
Berkeluh pada yang sudah
Berkutuk pada yang tak pasti
Sampai ia temukan dirinya kembali
Pada masa saat ia berkeluh
Menutup wajahnya
Dan merintih seorang diri
Di sudut ruangan itu
Ia telah sendiri
Dikau
Kepada senja aku menatap
Dikau yang tak dirindukan raganya
Hati meratap meminta pertemuan
Akan hatinya yang lain
Dalam diamnya ditemani senja
Berkicau pada setiap angin
Membisikkan kedinginan pada kehangatan yang fana
Membidikan jutaan gemuruh menderu bulu
Mengeratkan ikatan tangan pada raga yang tak dirindukan
Sensasi tak pernah datang pada setiap langit polusi menyerbu
Dirimu dikau yang tak pernah tau raganya bagaimana
Dikau yang tak dirindukan raganya
Hati meratap meminta pertemuan
Akan hatinya yang lain
Dalam diamnya ditemani senja
Berkicau pada setiap angin
Membisikkan kedinginan pada kehangatan yang fana
Membidikan jutaan gemuruh menderu bulu
Mengeratkan ikatan tangan pada raga yang tak dirindukan
Sensasi tak pernah datang pada setiap langit polusi menyerbu
Dirimu dikau yang tak pernah tau raganya bagaimana
Senin, 22 Mei 2017
Hate
22nd
May 2017, Monday
In
the time when I suddenly back to hate my self
Chapt
1 being fat
Apa
salah nya sih jadi cewe rada berisi? Salah ya cewe kalo berisi? Emang cewe yang
berisi ga cantik ya? Emang cewe ga boleh gitu punya porsi makannya rada banyak?
Kan dari pada nanti kurus tapi malah ga sehat. Yang terpenting kan sehat. Susah
ya jadi cewe. Gede dikit di komen, kecil dikit di komen. Bahkan ideal pun di
komen. Bebas lah. Tapi yang banyak di permasalahin tuh cewe yang rada berisi
alias gemuk. Langsung aja sih ya ga usah pake kata berisi segala. Jadi gemuk
itu ga salah kok, ga dosa. Ga da yang ngelarang. Bebas. Tiap orang punya
pilihannya masing masing. Punya hidupnya masing masing. Ada yang enak bisa
tetep kurus walau makan banyak. Ada juga yang ga enak dikit dikit berat badan
bertambah.
Sebenarnya
jadi gemuk itu bukan halangan buat setiap cewe ngelakuin apapun. Yang utama
adalah percaya diri dan bisa menyesuaikan diri. Tapi hellowww… gimana mau
percaya diri kalo orang disekitarnya aja selalu bahas berat badan aja dikit
dikit. Kan bete, ya ga. Paha udah pas gitu dibilang gede. Perut udah rata gitu
di bilang gendut. Tangan udah kecil gitu dibilang gede juga. Pipi standar gitu
juga dbilang tembem. Terus gimana ma orang yang disekitarnya yang lebih dari
dia. Harus nya bersyukur udah di kasih kelengkapan. Wajah rupawan, badan ga
jelek jelek amat, bisa pake baju jenis apapun. Lah, ini orang yang gemuk
(termasuk gua) ga bebas. Ada aja pas orang sekitar lu bahas berat badan, bisa
ga lebih ngehargain yang lebih dari dia. Bisa kan lebih peka lagi. Harus
bersyukur lah. Sorry tadi gua bilang gemuk bukan halangan buat kita sebagai
cewe ngelakuin apapun ehhh trus gua bilang lagi orang yang gemuk ga bebas.
Okeh, gua perjelas aja deh ya. Emang jadi gemuk bukan berarti kita ga bisa
ngelakuain apapun, tapi maksud ga bebas disini gua fokusin ke cara berpakaian.
Cewe yang punya porsi badan rada gede atau gemuk ga bisa pake baju seenaknya
kalo mau terlihat cantik atau pas atau cocok lah. Mereka harus menyesuaikan
diri lebih lama di depan kaca. Cocok ga ya? keliatan gemuk ga ya? Pantes ga ya?
dll lah pokoknya. Tapi inget ya, tulisan ini murni perasaan gua jadi ga tau tuh
yang lainnya gimana. Ini tuh kaya keluh kesah lah. Pure pendapat gua.
Gua
pribadi sih cewe yang emang rada berisi. Sejujur nya, suka iri liat cewe cewe
yang lebih kecil dari gua pake baju jaman sekarang yang keren keren cocok cocok
aja gitu. Bebas lah pake baju jenis, gaya apapun. Gua juga pengen gaya, biar
bisa di bilang keren, cantik, imut, lucu dll lah. Gua juga suka mikir cewe kalo
gemuk emang ga cantik ya ampe harus bertahun tahun jomblo (sorry itu gua doang
kayanya, jomblo bertahun tahun). Kepercayaan diri gua ilang bro sis. Punya kaki
gede, disebutnya ‘kaki lu kaya kaki pesebak bola’.punya tangan gede, disebutnya
‘bagus ih bajunya tapi keliatan gede tangan lu hahaha’. Punya perut gede,
disebutnya ‘ perut lu ga gede kok kalo abis bangun tidur trus BAB hahha’.
Ngaco. Tapi itu fakta dan gua ga bisa nolak atau menyalahkan cuman perhalus lah
omongan nya.
Trus
masalah diet. Bukan berarti gua gam au ya, jelas lah gua mau. Udah pernah nyoba
malah. Ya sih serasa kecilan gitu badan, eh taunya pas ditimbang berat ya
segitu gitu aja. Ga turun ga naik. Emang ya, musuh cewe itu timbangan berat
badan sama kalo ditanya berat berapa. Pas ditanya gitu tuh, pura pura ga denger
aja gua. Nyesek da. Berlebihan ga gua?
Emmm…
kaya nya udahan dulu deh ya. Udah males inget inget penderitaan gua. Gua
ingetin lagi ya, semua tulisan ini asli cuman opini gua aja. Semua yang gua
rasain. So buat kalian yang mau berbagi tentang penderitaan atau kebahagiaan
atau apapun itu lah yang kalian pengen ceritain (asal jangan horror, plis gua
ga suka), butuh temen berbagi cerita boleh kok ke gua aja. Bisa kirim email ke hilyashally.lafifah19@gmail.com atau bisa juga comment di tulisan gua. Oh iya terkhir ikut promote
ya ig gua @hilyashally follow ya guys.. sekian dan terima kasih udah ngeluangin
waktu buat ngebaca tulisan ini.
See
you.
Senin, 10 April 2017
krisis kepercayaan diri
Thursday,
6 April 2017
Masih
ingat kan sama tulisan kemaren (gadis yang berperang dengan dirinya)??... atau
belum baca? Kalo belum silahkan baca ya.. hihi ^v^ kali ini tokoh nya masih
sama mengenai gadis itu.
Krisis
kepercayaan diri
Aku
mengenalnya dengan sangat. Saat dirinya masih duduk di bangku smp dan sma, ia
cukup percaya diri. Ia sering tampil dalam acara acara sekolah. Ia juga
termasuk cukup aktif di setiap kegiatan. Ia tak akan pernah menolak sesuatu
yang dirasa ia mampu lakukan. Tapi perlu diketahui, kepercayaan dirinya hanya
muncul saat tampil di antara perempuan. ia juga cukup percaya diri tampil
dihadapan orang banyak, dimana ada laki laki dan perempuan. tentu dengan
syarat, kostum yang ia kenakan tidak mencolok agar ia tidak mudah di kenali.
Namun,
sejak masuk bangku kuliah, kepercayaan dirinya mulai memudar. Seseorang yang
dulu aku kenal aktif sekarang menjadi pasif. Dia tidak percaya dengan dirinya
sendiri, bahkan saat ia berada dilingkungan yang semuanya perempuan. apa lagi
jika ada laki-laki, tenggelam saja sudah ia. Dulu ia tidak cukup peduli dengan
orang orang disekitarnya. Ia percaya pada dirinya. Ia menikmati dirinya yang
sebenarnya.
Kenapa
semua itu harus berubah? Mungkin kah karena ia merasa iri dengan orang orang
disekitarnya? Ia menganggap dirinya tak memiliki bakat yang bisa ditonjolkan,
tidak seprti orang lain. Ketidak percayaan nya itu muncul sejak ia mulai lebih
memperhatikan orang orang disekitarnya. Ia malu. Ia minder. Ia tak percaya pada
keahliannya. Ia merasa tak cukup baik untuk melawan. Ia hanya seorang pemula.
Begitu yang ia pernah katakan padaku. Dan begitu juga yang aku lihat darinya.
Kekhawatiran
dan ketakutan. Ia dikalahkan oleh keduanya. Ia takut untuk melawan. ia benci
dirinya. Dulu ia sangat aktif bahkan berani untuk bertanya. Tapi sejak itu
bahkan sampai sekarang, ia tidak memiliki sifat itu. ia lebih aktif pada
dirinya disaat sendiri. ya, gadis yang ku kenal baik ini lebih suka dirinya
yang sendiri tapi ia akui ia juga membenci kesendiriannya itu.
Ada
kalanya kita ingin memiliki waktu sendiri saat berkumpul, da nada kalanya kita
ingin berkumpul saat sendiri. rasa ingin sendirinya itu membawanya terhadap
beban pikiran dan batin. Waktunya ia habiskan untuk berpikir. Berfilosofi ria.
Berimajinasi ria. Sampai akhirnya ia temukan dirinya dalam keadaan ‘stress’
dengan kenikmatan hidup yang ia dapatkan.
Kepercayaan
dirinya. Ia bilang ia ingin mendapatkannya kembali. Ia ingin mengulang waktu.
Andai saja ia lebih berani saat itu. andai saja ia mengerahkan semua
kemampuanya dengan menghilang kan rasa takut. Begitulah katnya saat ia menangis
dihadapan ku tempo hari.
Ia
ingin percaya pada dirinya dengan sepenuhnya. Ia ingin menjadi manusia yang
mencintai dirinya apa adanya. Ia sudah lelah menangisi kebenciannya. Menangisi
penyesalannya. Menangisi segala sesuatunya. Ia ingin menunjukan pada dunianya,
pada semua yang ia lihat, pada semua yng ada dihadapanya, ‘inilah aku dengan
segala yang kupunya, inilah aku apa adanya’ begitu ia menulis pada salah satu
status nya di akun sosialnya.
To
be continued..
~ so
how? Apakah kalian menikmati tulisan ku?~
Ku
harap iya..
Sekali
lagi aku sebagai penulis sangat berterima kasih sudah meluangkan waktu yang
berharga kalian membaca tulisan ini..
Setiap
tulisan tentu memiliki tujuannya, untuk tulisan ini aku cuman berharap support
dari kalian para pembaca.. ga lebih kok.. respon kalian sangat penting bukan
cuman buat penulis saja, kalian juga bisa menambah kebaikan dengan mensupport
gadis yang ku ceritakan itu..ia benar benar butuh dukungan berupa semangat…
Jadi
silahkan jika berkenan tinggalkan komentar yang positif dan bersifat
membangun..
Sekali
lagi terima kasih dan sampai jumpa dengan tulisan lainnya..
Salam
dari Author,
Shally
Selasa, 04 April 2017
gadis yang berperang dengan dirinya
4th
april 2017
Ada
seorang gadis yang memposisikan dirinya berperang melawan dirinya sendiri.
Gadis yang mulai beranjak 20 tahun ini hidup dengan nyaman. semua yang ia
inginkan selalu diusahakan ada. Ia tak pernah mencari masalah. Ia tipe anak
yang penurut. Mungkin karena ia adalah anak pertama dan didikan orang tuanya,
membuat dirinya tidak memiliki kebenarian untuk menentang aturan baik tertulis
ataupun lisan. dirinya merasa bahwa hidupnya baik baik saja. Ia hidup dalam
kedamaian, bahkan seingatnya ia tak pernah mencoba mencari musuh walaupun pasti
ada musuh dengan topeng nya. sampai suatu saat ia mulai merasakan kerasnya
dunia luar, ia kehilangan kedamaian itu. orang lain mungkin mendapatkan
permasalahan dari luar tapi tidak dengan dirinya. Ia berperang melawan pikiran
dan hatinya. Ia harus menengahi keduanya. Ia berperang dengan dirinya sendiri.
Semuanya
berawal ketika ia harus bersosialisasi dengan anak adam. Ya, manusia yang
disebut dengan lelaki. gadis ini memang lama hidup di sebuah lembaga pendidikan
islam berbasis asrama, dimana setiap siswinya tidak diperbolehkan berhubungan
dengan siswa kecuali ada hubungan darah. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa ia
termasuk tipe penurut. Karena aturan itu, saat waktu nya ia harus
bersosialisasi dengan lelaki, ia menemukan sedikit ketidaknyamanan yang berubah
menjadi sedikit ketakutan harus dekat dengan lelaki. gadis itu bingung dengan
yang terjadi pada dirinya. Ia bahkan sering kali menyembunyikan dirinya di
tengah tengah keramaian. Ia tidak akan memulai pembicaraan kecuali dengan
sesame perempuan, untuk laki-laki, ia lebih memilih lelaki tersebut yang
memulai. Jika berhubungan dengan lelaki ia tidak tau harus bersikap seperti
apa. sejak saat itu, ia membenci dirinya. Ia benci dirinya yang sulit
beradaptasi. Ia benci dirinya yang sulit bersosialisasi. Ia benci dirinya yang
tidak bisa menjadi dirinya yang asli, dirinya yang sesungguhnya, dirinya yang
apa adanya didepan semua orang baik laki laki ataupun perempuan.
Ketidaknyamanan
itu dan ketakutan itu juga kebencian itu ia coba hilangkan. Ia coba dengan
meyibukan diri. Fokus pada tugas tugas kuliah nya dan kegiatan lain. Berharap
semua keresahan, kerisauan itu terlupakan dan berlalu apa adanya. Tapi ada
kalanya ia menangis, menyesali semuanya, menyalahkan yang sudah terjadi,
menyalahkan masa lalu yang berarti menyalahkan dirnya sendri. Memaksa mencari
kesalahan orang lain terhadap dirinya yang seperti itu, memaksa untuk
menyalahkan semuanya terhadap orang lain. Dia tahu itu salah, tapi ia tidak
dalam keadaan yang benar benar beruntung. Ia terpojok oleh ulahnya sendiri
dimasa lalu.
Bahkan
walau hanya sedetik gadis itu biarkan dirinya terdiam dan merenung, itu akan
menjadi masalah besar. Ia akan teringat kembali kebenciannya terhadap dirinya
sendiri. ia akan menangis kembali. Tertunduk dalam. Menyembunyikan kepalanya
dalam kepalan tanganya. Membiarkan kain kain disekililingnya basah oleh tangis
dan cairan dari hidungnya.
Gadis
itu ya gadis itu adalah seseorang yang ku kenal sangat baik. Gadis yang selalu
berusaha tersenyum dan melupakan semuanya dengan apapun. Ia bahkan harus
merelakan dirinya kesepian ditengah keramaian, dan menangis di setiap tidurnya.
Ia yang pada dasarnya hanyalah gadis rapuh, tapi orang melihat nya cukup kuat.
Kerapuhan nya tak bisa diselesaikan oleh siapapun kecuali dia. Seberapa panjang
ia bercerita pada teman nya, ku pikir ia hanya membuang buang waktu saja toh
temannya tak bisa berbuat banyak.
Gadis
itu pernah berkata padaku tentang kekhawatirannya. Saat pertama kali ia
menginjak umur 20 tahun. Baginya, umur 20 tahun adalah kedewasaan. Dimana
seseorang dituntut untuk mandiri. Tidak bisa lagi bergantung banyak terhdap
teman, karena teman memiliki kepentingan, kesibukan, dan masalah nya sendiri.
ia takut, ia ingin kembali ke masa kanak kanak saat ia tak harus memikirkan
apapun. Menjadi dewasa itu tidak bisa dipaksakan. Ya, begitulah.
Masih
banyak yang ingin diceritakan. Tapi untuk kali ini, cukup dengan perkenalan
dulu. Ini mungkin hanyalah spoiler untuk catatan catatan selanjutnya. Gadis yang berperang
dengan dirinya sendiri.
Silahkan
tinggalkan opini kalian mengenai gadis yang diceritakan dalam tulisan ini!
Tulislah
opini yang bersifat membangun. Opini kalian dapat membantu gadis itu untuk
bangkit.
Terima
kasih banyak sudah meluangkan waktu membaca…
Fighting!
Good luck! And see you ^v^
Love
from author
Shally
Langganan:
Postingan (Atom)
Yang Ditemui Saat Sendiri
Selamat malam untuk para insan yang masih menyimpan luka dan sesekali meratapi penyeselan hidup. Mari memeluk lagi sedihnya, mengolesiya den...
-
Dalam gelap tanpa berlistrik Cahaya dari bulan menembus tirai lewati jendela Dia terdiam bergidik Menapaki fakta dirinya terlena Senyap...
-
Selamat malam untuk para insan yang masih menyimpan luka dan sesekali meratapi penyeselan hidup. Mari memeluk lagi sedihnya, mengolesiya den...
-
4 th april 2017 Ada seorang gadis yang memposisikan dirinya berperang melawan dirinya sendiri. Gadis yang mulai beranjak 20 tahun...